Rabu, 25 Mei 2011

Pernah pake jeans??!! Ini dia Penemunya

Pada tahun 1850-an pemuda berumur 21 tahun bernama Levi Strauss tiba di San Francisco, Amerika, dari Bavaria, Eropa, untuk mencoba peruntungannya, ia tidak menyadari bahwa dia sedang mulai membuat sebuah sejarah yang menjadi sumbangan terbesar Amerika untuk dunia mode sampai sekarang.

Strauss mencoba menjual tenda-tenda kanvas kepada para penggali tambang emas. Masa itu, Amerika memang sedang terkena demam emas. Bukannya tertarik pada tawaran Strauss, para penambang itu malah minta dibawakan celana panjang. Nama Levi`s pun lahir ketika para penambang yang ketagihan celana Levi, mencari "those pants of Levi`s" (celana si Levi) yang terbuat dari denim. Di Amerika, kata Levi`s bersinonim dengan denim jins.


Para pencari emas menggunakannya untuk menyimpan butiran-butiran emas ukuran kecil. Celana jeans kemudian menjadi tren dalam fesyen, terutama sejak dipopulerkan oleh para aktor Hollywood di tahun limapuluhan. Sebut saja Elvis Presley, James Dean, dan Marlon Brando. Merk-merk lain seperti Lee Cooper dan Wrangler pun bermunculan.

Kata jeans yang kini lekat dengan denim berasal dari peng-amerika-an kata bahasa Perancis Genes yang berarti Genoa, yaitu kota yang memproduksi celana denim di Italia, yang sebetulnya berasal dari Nimes di Perancis. Sedangkan istilah blue jeans muncul ketika Levi mencelup denimnya dengan warna indigo.

Telah lebih seabad setelah Levi memopulerkan celana jins. Kini denim tetap digemari bahkan naik kelas karena menjadi produk perancang terkenal dunia. Bahkan denim menjadi produk para perancang yang bekerja di Paris, kota yang mengutamakan keanggunan. Tentu saja denim mengalami masa-masa jatuh-bangun sebelum dia mendapatkan posisinya seperti saat ini.

Ada masa dia identik sebagai pakaian untuk pekerja kasar yang bekerja di luar ruang, karena memang denim yang semula terbuat dari katun ini memiliki ketahanan luar biasa menghadapi lingkungan yang keras.

Secara generik, denim adalah tenunan benang katun. Semula warna benangnya hanyalah putih dan biru yang asal-usulnya berasal dari sebuah kota di Perancis: Nimes yang menjadi asal kata denim yaitu serge de Nimes.

Pada tahun 1940-an denim sebenarnya sudah diolah menjadi produk mode dalam bentuk gaun, rok, jaket, dan celana panjang. Denim kemudian mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1970-an ketika jins diproduksi massal.

Pada era tahun 1970-an ketika Barat dilanda "endemi" hippie, jins menjadi salah satu atribut yang melekat pada mereka, menjadi simbol pemberontakan terhadap kemapanan. Tidak jarang "para pemberontak" itu sengaja mengoyak-ngoyak celana jins mereka untuk mempertegas penolakan mereka pada kemapanan.

Mereka yang menganggap diri pengikut mode, pernah tidak tertarik pada jins. Jins lalu berkembang lebih sebagai baju untuk para pekerja kerah biru di Amerika. Jins bahkan kemudian identik dengan pakaian kerja para koboi ketika menggembala sapi mereka dari atas kuda mereka.

Perputaran roda mode akhirnya sampai pada suatu masa di mana ide dipungut dari mana saja, dari waktu kapan saja, lalu dirakit menjadi sebuah bentuk baru untuk orang masa kini. Percampuran atau eklektisisme ini mewarnai kehidupan masyarakat pascatahun 1970-an, tetapi sangat terasa pada dunia mode era 1990-an dan terus terjadi sampai kini.






Sebelum perancang memungut denim dari lemari pakaian kelas pekerja dan menjadikannya gemerlap sebagai produk perancang, para perancang telah lebih dulu mengambil gaya berbusana kelompok-kelompok tertentu seperti komunitas punk, komunitas peselancar, komunitas pejuga gaya gotik, dan sebagainya.

Kebangkitan denim sebagai produk perancang paling mencolok terjadi ketika pada tahun 1990-an Tom Ford dari rumah mode Gucci mengangkat jins sebagai fashion statement-nya.

Ford yang ketika itu menjadi perancang yang dikagumi karena kejeniusan rancangannya berhasil mengangkat pamor Gucci, menawarkan celana denim berwarna pudar yang koyak di banyak tempat. Tentu bukan Ford bila tidak membuat jins tersebut gemerlap, sehingga ia menambahkan hiasan bulu-bulu di bagian depan bawah celananya, menyulamkan mutiara dan payet sehingga jins tersebut pantas menyandang nama Gucci.



Source : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8553903

0 comment:

Posting Komentar

Video

IP Address

IP

Facebook

Muhammad Rezza Winstead

Buat Lencana Anda

ShoutMix chat widget